Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet

Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet - Hallo sahabat askep, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Penyuluhan, Artikel Perawat, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet
link : Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet

Baca juga


Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet

MATERI PENYULUHAN JANTUNG KORONER DAN LEAFLET

  1. Penyakit Jantung
  1. Pengertian Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung mengalami kerusakan akibat penumpukan lemak atau kolesterol di pembuluh darah jantung. Akibatnya, jantung mengeras dan menyempit sehingga menyumbat aliran darah sehingga jantung tidak mendapat oksigen dan makanan yang diperlukan untuk berfungsi secara normal.
JANTUNG KORONER, Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet
Coronary syndrome
  1. Tanda dan Gejala
  1. Nyeri dada sebelah kiri saat beraktivitas
  2. Pusing dan sakit kepala
  3. Sesak nafas
  4. Kehilangan kesadaran

3.  Siapa saja yang bisa terkena penyakit jantung?
  1. Lansia
Semakin tua usia seseorang maka kekenyalan pembuluh darah pun juga akan berkurang.

  1. Perokok
Bahan dalam asap rokok yang membahayakan kesehatan jantung adalah nikotin dan karbon. Tiap batang rokok yang dibakar akan menghasilkan 3-6% karbonmonoksida dan sekitar 0,5 mg nikotin. Kadar karbon dalam darah seorang perokok dapat mencapai 5%. Keadaan ini akan menyebabkan penebalan dinding pebuluh darah. Akibatnya perokok memiliki risiko 3x lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan denganorang yang tidak merokok (Wiryowidagdo, 2002)

  1. Orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi
Timbunan lemak jahat atau biasa disebut dengan kolesterol yang terlalu tinggi akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan akan membentuk plak. Hal ini membuat pembuluh darah menjadi lebih sempit sehingga menghambat aliran darah ke otot jantung yang mengganggu kerja jantung.

  1. Orang dengan hipertensi/ tekanan darah tinggi
Tkanan darah yang tinggi akan menyebabkan tumpukan plak pada dinding pembuluh darah terlepas sehingga akan menyumbat daerah pembuluh darah yang lebih sempit. Jika plak menyumbat pembuluh darah pada jantung akan menyebabkan menurunnya atau bahkan terhentinya suplai oksigen dan nutrisi ke bagian organ jantung sehingga akan terjadi penyakit jantung.

  1. Penderita Diabetes Mellitus atau kencing manis
Penderita diabetes saat kadar gula arah tinggi akan menyebabkan pengerasan dan kekakuan pada pembuluh darah. Pada kondisi lebih parah pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi untuk tubuh akan mati.

  1. Obesitas/ kegemukan
Pada orang obesitas, beban kerja jantung bertambah untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh.

  1. Orang dengan stressor tinggi/ sering stress
  2. Kurang berolahraga
  3. Memiliki riwayat keturunan penyakit jantung
Hal ini bergantung pada gen yang diwariskan dari orang tua yang rentan terkena kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, ataupun diabetes. Selain itu kesamaan gaya hidup juga menentukan, misalnya gaya hidup merokok dan gemar makan makanan tinggi lemak.

  1. Penanganan awal
Hal yang harus dilakukan orang awam jika menemukan orang yang mengalami serangan penyakit jantung sampai di bawa ke RS maka berikan pertolongan petama sebelum membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Pertolongan petama dikenal dengan sebutan CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau RJP (resusitasi jantung paru). Hal ini hnya dilakukan untuk orang yang mengalami henti nafas dan henti jantung. Segeralah memanggil pertolongan dan membawa ke rumah sakit untuk medapt petolongan medis (Hermawati, 2014).

  1. Manajemen Pembatasan Cairan
  1. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.

  1. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria. Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan:
Umur
Jumlah air dalam 24 jam
Fungsi ml/kg berat badan
3 hari
250-300
80-100
1 tahun
1150-1300
120-135
2 tahun
1350-1500
115-125
4 tahun
1600-1800
100-110
10 tahun
2000-2500
70-85
14 tahun
2200-2700
50-60
18 tahun
2200-2700
40-50

Kebutuhan cairan manusia berdasarkan usia
(Asmadi, 2008)
Dewasa
2400-2600
20-30


  1. Manajemen Cairan
  1. Prinsip Diet
Terapi gizi bagi pasien-pasien jantung, khususnya pada pasien gagal jantung harus berfokus pada kesimbangan status cairan dan elektrolit.

  1. Pemantauan kadar kalium, jika pasien mendapatkan terapi diuretik, pada hipokalemia, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak mengandung kalium, seperti air kacang hijau atau suplemen kalium.
  2. Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 gr natrium perhari (konsumsi garam yang berlebihan dan menyebabkan retensi cairan sehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada dekompensasi jantung).
  3. Penyesuaian pembatasan cairan dilakukan menurut:
  1. Respon pasien terhadap pengobatan.
  2. Kepatuhan terhadap pembatasan natrium.
  3. Intensitas/progresivitas penyakit
  4. Cairan: dibatasi, bila ada edema paru keseimbangan cairan harus negatif, cairan yang masuk (infus & minuman/makanan) lebih sedikit dari pada cairan yang keluar (Urine & IWL)
  5. Vitamin, mineral & elektrolit
  1. Natrium dibatasi: 1500 – 2000 mg/hari
  2. Kalium: 2000 – 6000 mg/hari
  3. Magnesium: 300 – 350 mg/hari
Pedoman praktis untuk pasien gagal jantung juga mendemonstrasikan untuk restriksi diet sodium. Pembatasan konsumsi sodium 2-3 gram per hari direkomendasikan, berdasarkan konsensus ahli, untuk pasien gagal jantung simtomatis dengan terapi medis optimal termasuk diuretik. Diet tinggi sodium dikaitkan dengan keluaran pada populasi sehat, termasuk insiden hipertensi dan terkait dengan keluaran stroke dan gagal jantung. The Dietary Reference Intake merekomendasikan sodium untuk dewasa sehat (usia 14-50 tahun ) yaitu 1.5 gram/ hari dan intake terbanyak yang masih bisa ditoleransi sebesar 2.3 gram/ hari.

Pemantauan berat badan harian merupakan bagian yang penting dari manajemen diri- sendiri. Pasien harus mengukur berat badan harian, pada jam dan alat ukur yang sama, dan merespon apabila terdapat penambahan berat badan mendadak >2 kilogram dalam 3 hari. Tidak disarankan adanya restriksi cairan rutin pada pasien stabil dengan gagal jantung ringan hingga sedang. Restriksi cairan sebesar 1,5-2 liter/hari dapat dipertimbangkan pada pasien dengan gejala berat. Dari literatur disebutkan bahwa kepatuhan terhadap pemantauan berat badan ≥6 dari 7 hari akan menurunkan angka hospitalisasi dan kunjungan ke bagian emergensi terkait gagal jantung.
  1. Tujuan
Asupan cairan harus dibatasi, tidak lebih dari 8 gelas per hari. Ini mencakup semua jenis cairan yang diminum, pada saat makan dan antara waktu makan. Jika natrium darah berada pada tingkat yang rendah, pasien mungkin harus secara drastis mengurangi asupan cairan agar tubuh dapat mengimbangi kadar natrium darah. 

Pembatasan asupan air pada penderita penyakit jantung sangat perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema. Air yang masuk ke dalam tubuh dibuat seimbang dengan air yang keluar, baik melalui urin maupun Insensible Water Lass. Dengan konsumsi bahwa air yang keluar melalui Insensible Water Lass antara 500-800 ml/hari (sesuai dengan luas permukaan tubuh) maka air yang masuk dianjurkan 500-800 ml ditambah jumlah urin. (Sudoyo dkk, 2006)

  1. Manajemen Diet
Terapi nutrisi pada pasien jantung harus ditujukan kepada hal-hal berikut ini:
  1. Kurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh, seperti daging merah, jeroan, otak sapi, kuning telur, keju dan lain-lain.
  2. Tingkatkan asupan serat seperti buah pir, pepaya, oatmeal, roti gandum untuk mengikat kolesterol yang dihasilkan oleh tubuh sendiri dalam bentuk garam empedu sehingga kolesterol tidak diserap kembali oleh usus. Ganti konsumsi daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung dan ikan atau dengan protein nabati seperti tempe atau tahu (kedelai mengandung soya-lecithine dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol).
  3. Perbanyak minum air putih. Orang dengan sakit jantung harus banyak mengkonsumsi serat dan air agar menghindari sembelit dan mengejan. Sebab, mengejan dapat berefek buruk. Jika ada pembekuan darah, mengejan dapat menyebabkan bekuan darah lepas dan akhirnya menyumbat pembuluh darah di jantung. Akibatnya peredaran darah ke jantung berhenti dan memicu terjadinya serangan berulang pada jantung. Namun, tidak semua pasien dengan penyakit jantung harus banyak minum, ada juga yang harus dibatasi minumnya karena ada indikasi penumpukan cairan dalam tubuh seperti penumpukan cairan di paru ataupun bengkak.
  4. Tingkatkan konsumsi ikan, khususnya ikan laut yang kaya akan asam lemak omega-3, paling tidak 2-3kali seminggu.
  5. Sering mengkonsumsi buah dan sayuran.
  6. Jangan menggoreng makanan dengan banyak minyak atau dengan jelantah. Gunakan minyak dalam jumlah sedikit sekali pakai. Kalau bisa pilih minyak tak jenuh tunggal seperti minyak zaitun.
  7. Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yogurt non-fat dari pada susu fullcream.
  8. Lebih baik gunakan bumbu seperti kunyit, bawang putih,dll untuk memepes ikan daripada menggorengnya dengan mentega atau margarine.

  1. Manajemen Aktivitas
Seringkali penderita jantung yang di rawat di rumah sakit dianjurkan agar lebih banyak melakukan aktivitas di tempat tidur sehingga untuk urusan buang air kecil maupun buang air besar dilakukan juga di tempat tidur. Tujuan pasien dianjurkan untuk melakukan aktivitasnya di tempat tidur adalah, dimana dengan melakukan pemenuhan aktivitas ditempat tidur diharapkan pasien menghindari aktivitas berlebih. Jika pasien melakukan aktivitas berlebih sementara jantung pasien dalam keadaan ‘kurang’ baik maka bisa berakibat jantung bekerja semakin keras dan akhirnya berakibat fatal. Aktivitas seperti mengangkat beban, mandi bahkan berjalan merupakan aktivitas yang biasa bagi orang kebanyakan tapi aktivitas yang terlihat ‘mudah’ itu akan terlihat berbeda jika dilakukan pasien jantung. Jika pada orang kebanyakan jantung dapat dengan mudah berkompensasi terhadap aktivitas yang dilakukan maka pada pasien jantung (terjadi pembesaran jantung, kematian jaringan pada jantung, kelainan katub dan lain-lain) hal ini susah untuk dilakukan karena ‘kelainan’ pada jantung yang akan memaksa jantung untuk bekerja ektra keras untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Aktivitas tadi akan membuat jantung penderita berdetak lebih kencang yang mana detakan ini tidak dilakukan dengan sempurna sehingga kebutuhan oksigen yang kaya akan nutrisi yang mengalir melalui darah akan menjadi berkurang atau terhambat ke jantung. Hal inilah yang menyebabkan aktivitas berlebih mesti dihindari oleh pasien jantung karena bukan hanya nyeri dada saja yang dirasakan, tapi bisa juga berujung kematian.

Setelah tahap pemulihan, untuk menjaga agar tubuh selalu dalam kondisi fit, olahraga yang teratur memang sangat diperlukan. Aktivitas fisik ini tidak saja bermanfaat bagi yang sehat, tetapi juga bagi mereka yang mempunyai masalah penyakit jantung. Tetapi khusus penderita sakit jantung, olahraga dapat diibaratkan buah simalakama. Dilakukan salah, tidak dilakukan justru dapat berakibat lebih buruk. Menurut spesialis bedah jantung, paru dan pembuluh darah dari MRCCC Siloam, Yanto Sandy Tjang, bagi mereka yang sudah divonis sakit jantung, olahraga tetap harus dilakukan tetapi intensitasnya harus dikurangi.  Pasien juga harus memilih olahraga ringan untuk menghindari beban kerja jantung yang terlalu berat. Dengan berolahraga 30 menit tiap hari dapat memperbaiki kesehatan jantung dan memberi manfaat efektif bagi kesehatan, misalnya jalan pagi.



DAFTAR PUSTAKA
Asmadi 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta
Bhupathiraju S.N. & Tucker K. L 2011, Coronary heart disease prevention: Nutrients, foods, and dietary patterns. Clinica Chimica Acta; International Journal of Clinical Chemistry 412 (17-18):1493-1514
British Nutrition Foundation 2005, Cardiovascular disease: Diet, nutrition and E merging Risk factor, Blackwell Publishing, UK
Hermawati R. 2014, Berkat herbal penyakit jantung koroner kandas. FMedia, Jakarta
Hidayat A.A.A. 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
Mulyaningsih F. 2008, Penderita Jantung Menjadi Bugar melalui Olahraga, UNY, Yogyakarta
Wiryowidagdo 2002, Tanaman obat untuk penyakit jantung, darah tinggi, dan kolesterol. Argomedia Pustaka, Jakarta



-- Leaflet --









MATERI PENYULUHAN JANTUNG KORONER DAN LEAFLET

  1. Penyakit Jantung
  1. Pengertian Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung mengalami kerusakan akibat penumpukan lemak atau kolesterol di pembuluh darah jantung. Akibatnya, jantung mengeras dan menyempit sehingga menyumbat aliran darah sehingga jantung tidak mendapat oksigen dan makanan yang diperlukan untuk berfungsi secara normal.
JANTUNG KORONER, Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet
Coronary syndrome
  1. Tanda dan Gejala
  1. Nyeri dada sebelah kiri saat beraktivitas
  2. Pusing dan sakit kepala
  3. Sesak nafas
  4. Kehilangan kesadaran

3.  Siapa saja yang bisa terkena penyakit jantung?
  1. Lansia
Semakin tua usia seseorang maka kekenyalan pembuluh darah pun juga akan berkurang.

  1. Perokok
Bahan dalam asap rokok yang membahayakan kesehatan jantung adalah nikotin dan karbon. Tiap batang rokok yang dibakar akan menghasilkan 3-6% karbonmonoksida dan sekitar 0,5 mg nikotin. Kadar karbon dalam darah seorang perokok dapat mencapai 5%. Keadaan ini akan menyebabkan penebalan dinding pebuluh darah. Akibatnya perokok memiliki risiko 3x lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan denganorang yang tidak merokok (Wiryowidagdo, 2002)

  1. Orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi
Timbunan lemak jahat atau biasa disebut dengan kolesterol yang terlalu tinggi akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan akan membentuk plak. Hal ini membuat pembuluh darah menjadi lebih sempit sehingga menghambat aliran darah ke otot jantung yang mengganggu kerja jantung.

  1. Orang dengan hipertensi/ tekanan darah tinggi
Tkanan darah yang tinggi akan menyebabkan tumpukan plak pada dinding pembuluh darah terlepas sehingga akan menyumbat daerah pembuluh darah yang lebih sempit. Jika plak menyumbat pembuluh darah pada jantung akan menyebabkan menurunnya atau bahkan terhentinya suplai oksigen dan nutrisi ke bagian organ jantung sehingga akan terjadi penyakit jantung.

  1. Penderita Diabetes Mellitus atau kencing manis
Penderita diabetes saat kadar gula arah tinggi akan menyebabkan pengerasan dan kekakuan pada pembuluh darah. Pada kondisi lebih parah pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi untuk tubuh akan mati.

  1. Obesitas/ kegemukan
Pada orang obesitas, beban kerja jantung bertambah untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh.

  1. Orang dengan stressor tinggi/ sering stress
  2. Kurang berolahraga
  3. Memiliki riwayat keturunan penyakit jantung
Hal ini bergantung pada gen yang diwariskan dari orang tua yang rentan terkena kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, ataupun diabetes. Selain itu kesamaan gaya hidup juga menentukan, misalnya gaya hidup merokok dan gemar makan makanan tinggi lemak.

  1. Penanganan awal
Hal yang harus dilakukan orang awam jika menemukan orang yang mengalami serangan penyakit jantung sampai di bawa ke RS maka berikan pertolongan petama sebelum membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Pertolongan petama dikenal dengan sebutan CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau RJP (resusitasi jantung paru). Hal ini hnya dilakukan untuk orang yang mengalami henti nafas dan henti jantung. Segeralah memanggil pertolongan dan membawa ke rumah sakit untuk medapt petolongan medis (Hermawati, 2014).

  1. Manajemen Pembatasan Cairan
  1. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.

  1. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria. Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan:
Umur
Jumlah air dalam 24 jam
Fungsi ml/kg berat badan
3 hari
250-300
80-100
1 tahun
1150-1300
120-135
2 tahun
1350-1500
115-125
4 tahun
1600-1800
100-110
10 tahun
2000-2500
70-85
14 tahun
2200-2700
50-60
18 tahun
2200-2700
40-50

Kebutuhan cairan manusia berdasarkan usia
(Asmadi, 2008)
Dewasa
2400-2600
20-30


  1. Manajemen Cairan
  1. Prinsip Diet
Terapi gizi bagi pasien-pasien jantung, khususnya pada pasien gagal jantung harus berfokus pada kesimbangan status cairan dan elektrolit.

  1. Pemantauan kadar kalium, jika pasien mendapatkan terapi diuretik, pada hipokalemia, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak mengandung kalium, seperti air kacang hijau atau suplemen kalium.
  2. Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 gr natrium perhari (konsumsi garam yang berlebihan dan menyebabkan retensi cairan sehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada dekompensasi jantung).
  3. Penyesuaian pembatasan cairan dilakukan menurut:
  1. Respon pasien terhadap pengobatan.
  2. Kepatuhan terhadap pembatasan natrium.
  3. Intensitas/progresivitas penyakit
  4. Cairan: dibatasi, bila ada edema paru keseimbangan cairan harus negatif, cairan yang masuk (infus & minuman/makanan) lebih sedikit dari pada cairan yang keluar (Urine & IWL)
  5. Vitamin, mineral & elektrolit
  1. Natrium dibatasi: 1500 – 2000 mg/hari
  2. Kalium: 2000 – 6000 mg/hari
  3. Magnesium: 300 – 350 mg/hari
Pedoman praktis untuk pasien gagal jantung juga mendemonstrasikan untuk restriksi diet  sodium. Pembatasan konsumsi sodium 2-3 gram per hari direkomendasikan, berdasarkan konsensus ahli, untuk pasien gagal jantung simtomatis dengan terapi medis optimal termasuk diuretik. Diet tinggi sodium dikaitkan dengan keluaran pada populasi sehat, termasuk insiden hipertensi dan terkait dengan keluaran stroke dan gagal jantung. The Dietary Reference Intake merekomendasikan sodium untuk dewasa sehat (usia 14-50 tahun ) yaitu 1.5 gram/ hari dan intake terbanyak yang masih bisa ditoleransi sebesar 2.3 gram/ hari.

Pemantauan berat badan harian merupakan bagian yang penting dari manajemen diri- sendiri. Pasien harus mengukur berat badan harian, pada jam dan alat ukur yang sama, dan merespon apabila terdapat penambahan berat badan mendadak >2 kilogram dalam 3 hari. Tidak disarankan adanya restriksi cairan rutin pada pasien stabil dengan gagal jantung ringan hingga sedang. Restriksi cairan sebesar 1,5-2 liter/hari dapat dipertimbangkan pada pasien dengan gejala berat. Dari literatur disebutkan bahwa kepatuhan terhadap pemantauan berat badan ≥6 dari 7 hari akan menurunkan angka hospitalisasi dan kunjungan ke bagian emergensi terkait gagal jantung.
  1. Tujuan
Asupan cairan harus dibatasi, tidak lebih dari 8 gelas per hari. Ini mencakup semua jenis cairan yang diminum, pada saat makan dan antara waktu makan. Jika natrium darah berada pada tingkat yang rendah, pasien mungkin harus secara drastis mengurangi asupan cairan agar tubuh dapat mengimbangi kadar natrium darah. 

Pembatasan asupan air pada penderita penyakit jantung sangat perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema. Air yang masuk ke dalam tubuh dibuat seimbang dengan air yang keluar, baik melalui urin maupun Insensible Water Lass. Dengan konsumsi bahwa air yang keluar melalui Insensible Water Lass antara 500-800 ml/hari (sesuai dengan luas permukaan tubuh) maka air yang masuk dianjurkan 500-800 ml ditambah jumlah urin. (Sudoyo dkk, 2006)

  1. Manajemen Diet
Terapi nutrisi pada pasien jantung harus ditujukan kepada hal-hal berikut ini:
  1. Kurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh, seperti daging merah, jeroan, otak sapi, kuning telur, keju dan lain-lain.
  2. Tingkatkan asupan serat seperti buah pir, pepaya, oatmeal, roti gandum untuk mengikat kolesterol yang dihasilkan oleh tubuh sendiri dalam bentuk garam empedu sehingga kolesterol tidak diserap kembali oleh usus. Ganti konsumsi daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung dan ikan atau dengan protein nabati seperti tempe atau tahu (kedelai mengandung soya-lecithine dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol).
  3. Perbanyak minum air putih. Orang dengan sakit jantung harus banyak mengkonsumsi serat dan air agar menghindari sembelit dan mengejan. Sebab, mengejan dapat berefek buruk. Jika ada pembekuan darah, mengejan dapat menyebabkan bekuan darah lepas dan akhirnya menyumbat pembuluh darah di jantung. Akibatnya peredaran darah ke jantung berhenti dan memicu terjadinya serangan berulang pada jantung. Namun, tidak semua pasien dengan penyakit jantung harus banyak minum, ada juga yang harus dibatasi minumnya karena ada indikasi penumpukan cairan dalam tubuh seperti penumpukan cairan di paru ataupun bengkak.
  4. Tingkatkan konsumsi ikan, khususnya ikan laut yang kaya akan asam lemak omega-3, paling tidak 2-3kali seminggu.
  5. Sering mengkonsumsi buah dan sayuran.
  6. Jangan menggoreng makanan dengan banyak minyak atau dengan jelantah. Gunakan minyak dalam jumlah sedikit sekali pakai. Kalau bisa pilih minyak tak jenuh tunggal seperti minyak zaitun.
  7. Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yogurt non-fat dari pada susu fullcream.
  8. Lebih baik gunakan bumbu seperti kunyit, bawang putih,dll untuk memepes ikan daripada menggorengnya dengan mentega atau margarine.

  1. Manajemen Aktivitas
Seringkali penderita jantung yang di rawat di rumah sakit dianjurkan agar lebih banyak melakukan aktivitas di tempat tidur sehingga untuk urusan buang air kecil maupun buang air besar dilakukan juga di tempat tidur. Tujuan pasien dianjurkan untuk melakukan aktivitasnya di tempat tidur adalah, dimana dengan melakukan pemenuhan aktivitas ditempat tidur diharapkan pasien menghindari aktivitas berlebih. Jika pasien melakukan aktivitas berlebih sementara jantung pasien dalam keadaan ‘kurang’ baik maka bisa berakibat jantung bekerja semakin keras dan akhirnya berakibat fatal. Aktivitas seperti mengangkat beban, mandi bahkan berjalan merupakan aktivitas yang biasa bagi orang kebanyakan tapi aktivitas yang terlihat ‘mudah’ itu akan terlihat berbeda jika dilakukan pasien jantung. Jika pada orang kebanyakan jantung dapat dengan mudah berkompensasi terhadap aktivitas yang dilakukan maka pada pasien jantung (terjadi pembesaran jantung, kematian jaringan pada jantung, kelainan katub dan lain-lain) hal ini susah untuk dilakukan karena ‘kelainan’ pada jantung yang akan memaksa jantung untuk bekerja ektra keras untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Aktivitas tadi akan membuat jantung penderita berdetak lebih kencang yang mana detakan ini tidak dilakukan dengan sempurna sehingga kebutuhan oksigen yang kaya akan nutrisi yang mengalir melalui darah akan menjadi berkurang atau terhambat ke jantung. Hal inilah yang menyebabkan aktivitas berlebih mesti dihindari oleh pasien jantung karena bukan hanya nyeri dada saja yang dirasakan, tapi bisa juga  berujung kematian.

Setelah tahap pemulihan, untuk menjaga agar tubuh selalu dalam kondisi fit, olahraga yang teratur memang sangat diperlukan. Aktivitas fisik ini tidak saja bermanfaat bagi yang sehat, tetapi juga bagi mereka yang mempunyai masalah penyakit jantung. Tetapi khusus penderita sakit jantung, olahraga dapat diibaratkan buah simalakama. Dilakukan salah, tidak dilakukan justru dapat berakibat lebih buruk. Menurut spesialis bedah jantung, paru dan pembuluh darah dari MRCCC Siloam, Yanto Sandy Tjang, bagi mereka yang sudah divonis sakit jantung, olahraga tetap harus dilakukan tetapi intensitasnya harus dikurangi.  Pasien juga harus memilih olahraga ringan untuk menghindari beban kerja jantung yang terlalu berat. Dengan berolahraga 30 menit tiap hari dapat memperbaiki kesehatan jantung dan memberi manfaat efektif bagi kesehatan, misalnya jalan pagi.



DAFTAR PUSTAKA
Asmadi 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta
Bhupathiraju S.N. & Tucker K. L 2011, Coronary heart disease prevention: Nutrients, foods, and dietary patterns. Clinica Chimica Acta; International Journal of Clinical Chemistry 412 (17-18):1493-1514
British Nutrition Foundation 2005, Cardiovascular disease: Diet, nutrition and E merging Risk factor, Blackwell Publishing, UK
Hermawati R. 2014, Berkat herbal penyakit jantung koroner kandas. FMedia, Jakarta
Hidayat A.A.A. 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
Mulyaningsih F. 2008, Penderita Jantung Menjadi Bugar melalui Olahraga, UNY, Yogyakarta
Wiryowidagdo 2002, Tanaman obat untuk penyakit jantung, darah tinggi, dan kolesterol. Argomedia Pustaka, Jakarta



-- Leaflet --






Demikianlah Artikel Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet

Sekianlah artikel Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Materi Penyuluhan : Perawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah + Leaflet dengan alamat link https://askep-nursing.blogspot.com/2017/05/materi-penyuluhan-perawatan-pasien.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar