Obat Herbal Tradisional: Temulawak

Obat Herbal Tradisional: Temulawak - Hallo sahabat askep, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Obat Herbal Tradisional: Temulawak, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Cuap-cuap, Artikel Perawat, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Obat Herbal Tradisional: Temulawak
link : Obat Herbal Tradisional: Temulawak

Baca juga


Obat Herbal Tradisional: Temulawak

BAB I
URAIAN MATERI TEMULAWAK

  1. Asal-Usul Penyebarannya
Temulawak termasuk salah satu jenis temu-temuan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Temulawak sudah dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan (Afifah, 2003).

Temulawak, sebagaimana nama padanannya, Curcuma javanica, dipercaya sebagai tumbuhan asli Indonesia yang kemudian menyebar ke beberapa negara seperti Malaysia, Cina bagian selatan, Thailand, Birma, India dan Filipina. Tumbuhan yang diduga kuat berasal dari Pulau Jawa ini menyebar ke beberapa wilayah Indonesia, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan dan Sulawesi (Afifah, 2003).

Disebabkan penyebarannnya yang cukup luas, tanaman ini dikenal dengan berberapa nama daerah. Di Jawa Barat dikenal dengan nama koneng gede. Di Jawa Tengah dikenal dengan temolabak. Di Sumatera dikenal dengan tetemulawak dan kunyit ketumbu (Aceh) (Afifah, 2003).

  1. Uraian Tanaman
    1. Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Zingiberales
Family             : Zingiberaceae
Genus              : Curcuma
Spesies             : Curcuma xanthorrhiza  ROXB

  1. Deskripsi
Penampakan temulawak sepintas hampir serupa dengan temu putih (Curcuma zedoria [Berg] Rosc). Hanya, warna bunga dan rimpangnya berbeda. Bunga temu putih berwarna putih dengan tepi merah, sedangkan warna bunga temulawak putih kuning atau kuning muda. Rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda, sedangkan rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan (Afifah, 2003).

Tanaman terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2–9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 – 84cm dan lebar 10 – 18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43–80cm. Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9–23cm dan lebar 4–6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8–13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25–2cm dan lebar 1cm. Sebagai tanaman monokotil, temulawak tidak memiliki akar tunggang. Akar yang dipunyai adalah rimpang. Rimpang yaitu bagian batang di bawah tanah. Rimpang disebut juga umbi bakar, umbi batang atau akar tinggal. Rimpang temulawak berukuran paling besar diantara semua rimpang genus Curcuma. Oleh karena itu walaupun nama daerah temulawak bermacam-macam, tetap mengandung arti sama yaitu temu yang besar (Afifah, 2003).

  1. Kandungan dan Senyawa Kimia
Rimpang temulawak mengandung zat kuning kurkumin, minyak asiri, pati, protein, lemak (fixed oil), selulosa dan mineral. Diantara komponen tersebut yang paling banyak kegunaannya adalah pati, kurkuminoid, dan minyak asiri (Afifah, 2003).

Pati merupakan komponen kimia terbesar dari rimpang temulawak. Pati temulawak berwarna putih kekuningan karena mengandung kurkuminoid. Kadar protein pati temulawak lebih tinggi dibandingkan dengan pati tanaman lain (Afifah, 2003).

Tabel 1. Komposis Temulawak
 

Pati merupakan komponen kimia terbesar dari rimpang temulawak. Pati temulawak berwarna putih kekuningan karena mengandung kurkuminoid. Kadar protein pati temulawak lebih tinggi dibandingkan dengan pati tanaman lainnya. Kadar protein pati temulawak sebesar 1,5%, sedangkan pati jagung hanya 0,8%, pati gandum 0,6%, dan  pati kentang 0,4%.

Pati temulawak dapat digunakan sebagai bahan makanan. Pati temulawak mudah dicerna, sehingga cocok digunakan sebagai makanan bayi atau makanan orang yang baru sembuh dari sakit dan sebagai campuran bahan makanan atau sumber karbohidrat. Pati temulawak juga dapat digunakan sebagai campuran pati lain, misalnya sebagai campuran pati sereal untuk mengurangi sifat basi pada roti atau sebagai pengental pada sirup.

Sementara itu, hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa kadar minyak asiri rimpang temulawak tidak kurang dari 6%, yang diperoleh melalui proses penyulingan. Minyak asiri temulawak mempunyai khasiat sebagai kolagoga (peluruh empedu). Minyak ini digunakan sebagai campuran obat rematik. Minyak temulawak mengandung beberapa zat, yakni seskuiterpen, a-curcumene, 1-sikloisoprenmyrcene, zingiberene, xanthorrhizol, turunan lisabolen, epolisid-bisakuron, bisakuron A, bisakuron B, bisakuron C, ketonseskuiterpen, turmeron, a-turmeron, a-atlanton, germakron, monoterpen, sineol, d-borneol,d-a-phellandrene, dan d-camphene.

Kurkuminoid pada temulawak terdiri dari kurkumin dan desmetoksikurkumin. Berbeda dengan kurkuminoid pada rimpang kunyit (Curcuma domestica Vahl), yang di samping mengandung dua komponen di atas, juga mengandung bisdesmetoksikurkumin. Karena kurkuminoid rimpang temulawak tidak mengandung bisdesmetoksikurkumin, rimpang temulawak lebih efektif untuk sekresi empedu dibandingkan dengan rimpang kunyit. Hal ini disebabkan aktivitas kerja bisdesmetoksikurkumin untuk sekresi empedu berlawanan atau antagonis dengan aktivitas kerja kurkumin dan desmetoksikurkumin.

Kurkuminoid mempunyai aroma khas, tidak toksik (tidak beracun), dan berbentuk serbuk dengan rasa sedikit pahit. Dalam suasana asam, kurkuminoid berwarna kuning atau jingga dan dalam suasana basa berwarna merah. (Said, 2007)

  1. Khasiat dan Manfaat
Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.

Temulawak dapat dimanfaatkan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap masakan dan minuman serta pewarna alami untuk makanan dan kosmetika. Karenanya di dalam daftar tumbuhan obat Indonesia, temulawak termasuk tanaman prospektif untuk dikembangkan. Semua bagian tanaman temulawak dapat dimanfaatkan (Afifah, 2003).
         
  1. Efek Farmakologi
Umumnya, pengujian untuk melihat aktivitas farmakologi dilakukan terhadap hewan percobaan. Hasil penelitian mengenai daya kerja farmakologinya dapat dijadikan petunjuk terhadap khasiat terapeutik (unsur atau nilai pengobatan). Secara umum efek farmakologis zat aktif yang terkandung dalam rimpang temulawak dapat dilihat dalam tabel berikut (Afifah, 2003).

Tabel 2. Efek farmakologis zat aktif yang terkandung dalam rimpang temulawak
No
Nama Zat Aktif
Efek Farmakologis
1
Germakron
Antiinflamasi (antiperadangan), dan penghambat oedema (pembengkakan)
2
p- toluilmetil karbonol dan seskuiterpen d-kamper
Meningkatkan produksi dan sekresi empedu
3
Turmeron
Antimikroba (antibiotic)

  1. Sentra Penanaman
Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil tanpa memanfaatkan teknik budidaya yang standard, karena itu sulit menentukan dimana sentra penanaman temulawak di Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat ditemukan temulawak terutama di lahan yang teduh.

  1. Syarat Pertumbuhan
  1. Iklim
Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.
  1. Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 oC
  2. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun.

    1. Media Tanam
    Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat. Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.
    1. Ketinggian Tempat
    Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl. Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri. Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.

    1. Prosedur Pengolahan Temulawak
    Berdasarkan manfaat dan kegunaannya untuk kesehatan, temulawak dapat diolah menjadi beberapa cara seperti berikut ini :
    1. Penambah Nafsu Makan 
    Kandungan minyak atsiri dalam temulawak ternyata memberikan efek karminativum, sehingga mengkonsumsi temulawak dapat berguna untuk meningkatkan nafsu makan. Inilah alasan mengapa temulawak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi anak-anak.

    Cara Pengolahan: 
    1. Siapkan 25 gram temulawak, 10 gram asam jawa, dan gula merah secukupnya.
    2. Cuci temulawak hingga bersih dan kupas kulitnya.
    3. Memarkan temulawak hingga pecah (jangan tumbuk sampai halus).
    4. Masukan temulawak yang sudah dihancurkan tadi bersama dua bahan lainnya ke dalam panci bersama 600 ml air putih.
    5. Rebus kesemua bahan tadi hingga air rebusannya tinggal tersisa sekitar setengahnya saja.
    6. Tunggu sampai dingin kemudian saring

    Cara pemakaian :
    Minum secara teratur sehari satu kali.

    1. Mengobati Sakit Maag 
    Kandungan serbuk rimpang ternyata mempunyai khasiat untuk memperbaiki dan menetralkan produksi asam lambung. Bahkan maag akut sekalipun akan berangsur-angsur sembuh jika kita telaten meminum air sari temulawak.

    Cara Pengolahan: 
    1. Siapkan satu rimpang temulawak.
    2. Cuci sampai bersih lalu kelupas kulitnya.
    3. Iris temulawak tipis-tipis.
    4. Rebus dengan 5 gelas air putih.
    5. Tunggu sampai mendidih.

    Cara pemakaian :
    Minum teh temulawak ini secara teratur paling tidak satu gelas per hari. Pada penyajiannya bisa juga ditambahkan madu secukupnya sesuai selera pada teh temulawak yang sudah dingin.

    1. Menjaga Kesehatan Organ Hati
    Rimpang temulawak memiliki efek hepatoprotektor yaitu sebagai detoksin (anti racun) pada organ hati manusia. Katagoga dalam temulawak memiliki khasiat menjaga kesehatan fungsi hati. Katagoga memproduksi empedu dalam hati dan merangsang pengosongan kandung empedu. Dalam uji klinik yang dilakukan pada temulawak, memberikan hasil enzim yang dapat berguna untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT dalam dosis 15-30 mg kurkumin.

    Cara Pengolahan: 
    1. Siapkan 15-20 gram temulawak.
    2. Cuci hingga bersih lalu parut sampai halus.
    3. Campurkan sedikit air dalam ampas temulawak.
    4. Peras ampas temulawak sampai keluar air sarinya.
    5. Tambahkan 400 ml air putih.
    6. Rebus air sari temulawak hingga mendidih.

    Cara pemakaian :
    Minum secara teratur sehari satu kali.

    1. Mengurangi Radang Sendi
    Kandungan kurkumin dalam temulawak sama dengan 100 mg fenibutazon yang mengurangi radang sendi dan nyeri. Cara kerjanya yakni dengan melakukan penghambatan perpindahan sel-sel leuksit kepada daerah radang atau dangan penghambatan pembentukan serta transportasi mediator radang yaitu prostagladin. Hasil pengujian memberikan hasil perbaikan pada penderita radang sendi.

    Di India, telah lama menggunakan tanaman herbal selama ribuan tahun untuk mengobati dan mencegah peradangan seperti arthritis. Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2009 dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine , pasien yang diperiksa bermasalah pada radang sendi lutut meminum ekstrak temulawak dan ibuprofen setiap hari selama enam minggu. Pada akhir penelitian, para peneliti menemukan bahwa ekstrak temulawak bekerja sama dengan baik oleh ibuprofen, untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh arthritis tanpa mengalami efek samping yang merugikan.

    Cara pengolahan :
    1. Ambil 25 gram temulawak dan 20 gram jahe merah
    2. Bersihkan kedua bahan tersebut dan iris tipis-tipis
    3. Masukkan kedua bahan tersebut ke dalam panic
    4. Rebus dengan 400 cc air sampai mendidih hingga tersisa 200 cc
    5. Saring hasil air rebusan tersebut

    Cara pemakaian :
    Diminum satu gelas sehari.

    1. Membantu Menurunkan Lemak Darah
    Manfaat temulawak menghasilkan fraksi kurkuminoid yang merupakan ekstrak temulawak, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol total dan memberikan peningkatan pada kadar kolesterol HDL Zat kurkumaid diduga berperan dalam menurunkan lemak darah, yang tentu saja berdampak baik pada kesehatan jantung dan berdampak baik sistem kardiovaskuler dalam tubuh.

    Cara pengolahan :
    1. Iris tipis-tipis 20 gram temulawak
    2. Keringkan irisan temulawak tersebut
    3. Tumbuk temulawak yang sudah kering hingga halus
    4. Seduh dengan air panas secukupnya

    Cara pemakaian :
    Diminum selagi hangat satu gelas sehari.

    1. Memperbanyak Produksi ASI 
    Cara pengolahan: 
    1. Siapkan 7-10 jari temulawak dan tepung sagu secukupnya.
    2. Cuci temulawak sampai bersih lalu kelupas kulitnya.
    3. Parut temulawak sampai benar-benar halus.
    4. Campur sari temulawak ini dengan tepung sagu.
    5. Tuangkan air panas secukupnya lalu aduk hingga menjadi bubur.

    Cara pemakaian :
    Konsumsi bubur temulawak ini secara rutin. Pada penyajiannya bisa juga ditambahkan dengan gula merah sesuai selera.

    1. Mengatasi sariawan
    Cara pengolahan :
    1. Cuci bersih 2 rimpang temulawak
    2. Potong tipis-tipis temulawak yang sudah dibersihkan
    3. Masukkan irisan tersebut ke dalam panci dengan asam kawak 1 jari
    4. Tambahkan dengan 2-3 gelas air
    5. Masak hingga mendidih selama 15 menit
    6. Saring hasil air rebusan tersebut
    7. Tambahkan dengan gula aren secukupnya

    Cara pemakaian :
    Ramuan ini diminum 2 kali satu gelas pada pagi dan sore hari. Lakukan secara rutin hingga sembuh.

    1. Mengatasi batuk
    Cara pengolahan :
    1. Cuci bersih 2 rimpang temulawak dengan air
    2. Potong tipis-tipis temulawak yang sudah dibersihkan
    3. Masukkan irisan temulawak ke dalam panci.
    4. Tambahkan dengan 2-3 gelas air
    5. Masak hingga mendidih selama 15 menit
    6. Setelah dingin, saring hasil air rebusan tersebut
    7. Tambahkan madu dan perasan jeruk nipis secukupnya
    8. Aduk hingga madu dan perasan jeruk tercampur rata

    Cara pemakaian :
    Ramuan ini diminum 1 gelas dua kali sehari pada pagi dan sore hari hingga sembuh.

    1. Mengatasi demam
    Cara pengolahan :
    1. Cuci bersih 2 rimpang temulawak dan 10 batang meniran dengan air
    2. Masukkan temulawak yang sudah dicuci ke dalam panci dengan bunga cengkeh 6 biji dan 3 gelas air
    3. Rebus campuran semua bahan tersebut dalam keadaan tertutup
    4. Didihkan selama kurang lebih 15 menit
    5. Setelah dingin, buka penutup panci
    6. Saring hasil air rebusan tersebut.
     
    Cara pemakaian :
    Ramuan ini diminum sehari tiga kali sebanyak satu gelas pada pagi, siang, dan sore hari. Lakukan beberapa hari hingga gejala demam hilang.

    1. Memacu ASI yang macet
    Cara pengolahan :
    1. Parut 1 ½ rimpang temulawak
    2. Masukkan dengan 1 potong gula kelapa dan 2-3 sendok makan adonan sagu ke dalam panci.
    3. Rebus dengan1 liter air tunggu hingga mendidih
    4. Saring hasil air rebusan tersebut.

    Cara pemakaian :
                      Diminum 2 kali sehari secara teratur.

    1. Mengatasi batu empedu
    Cara pengolahan :
    1. Iris tipis-tipis 25 gram temulawak
    2. Masukkan irisan tersebut dengan 30 gram meniran dan gula aren secukupnya ke dalam panci.
    3. Rebus dengan 500 cc air sampai mendidih hingga tersisa 200 cc
    4. Saring hasil air rebusan tersebut
    5. Tunggu hingga dingin, maka siap untuk diminum

    Cara pemakaian :
    Diminum satu gelas sehari secara teratur.

    • Mengobati Radang Kandung Empedu
    Sebuah studi tahun 2006 yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Gastroenterology dan Hepatology, para pasien yang memakai suplemen kunyit setiap hari mengalami tingkat kekambuhan yang jauh lebih rendah dibandingkan pasien yang memakai plasebo selama enam bulan.

    Cara pengolahan :
    1. Iris tipis-tipis 30 gram temulawak
    2. Masukkan irisan temulawak tersebut kedalam panci.
    3. Rebus dengan 500 cc air
    4. Didihkan hingga air rebusan tersisa 200 cc
    1. Saring hasil air rebusan tersebut
    2. Tunggu hingga dingin, maka siap untuk diminum

    Cara pemakaian :
    Diminum satu gelas sehari secara teratur.

    1. Menghilangkan Jerawat
    Cara Pengolahan: 
    1. Siapkan satu jari rimpang temulawak.
    2. Cuci temulawak sampai bersih lalu memarkan.
    3. Rebus dalam 4 gelas air putih.
    4. Tunggu hingga mendidih sampai air rebusan tinggal tersesa setengahnya.

    Cara pemakaian :
    Tunggu sampai dingin dan minum satu gelas setiap dua kali sehari.

    • Mengatasi Gangguan Ginjal
    Cara Pengolahan: 
    1. Siapkan 2 rimpang temulawak, satu genggam daun kumis kucing yang masih segar, 1 genggam daun kacabeling (meniran) segar, dan gula merah (gula jawa) secukupnya.
    2. Cuci semua bahan kecuali gula merah sampai bersih.
    3. Kupas rimpang temulawak lalu iris tipis-tipis.
    4. Masukkan semua bahan dalam panci.
    5. Rebus semua bahan dalam 1 liter air.
    6. Tunggu hingga air mendidih sampai air yang tersisa tinggal setengahnya saja.
    7. Saring air rebusan dari ampasnya.

    Cara pemakaian :
    Tunggu sampai dingin dan minum satu gelas sehari.

    • Pengobatan Penyakit Hepatitis B
    Cara Pengolahan: 
    1. Siapkan 10 gram rimpang temulawak, 7 gram kunyit, 10 gram daun sambiloto kering, dan 40 gram alang-alang.
    2. Cuci semua bahan tadi sampai bersih.
    3. Memarkan temulawak dan kunyit, lalu rebus dalam 1 liter air bersama daun sambiloto dan alang-alang.
    4. Tunggu sampai mendidih dan hanya menyisakan setengah bagian airnya saja.

    Cara pemakaian :
    Tunggu sampai kering, saring, lalu minum 2 kali sehari 1/2 gelas. Pada penyajiannya bisa ditambahkan madu atau gula merah sesuai selera untuk menghilangkan rasa pahit. Disarankan untuk menambahkan madu saat minuman sudah dingin.

    1. Mengobati Penyakit pada Limfa
    Cara pengolahan:
    1. Parut 2 rimpang temulawak dan ½ rimpang lengkuas
    2. Masukkan parutan temulawak dan lengkuas serta 1 genggan daun meniran ke dalam panci
    3. Rebus dengan 1 liter air sampai mendidih
    4. Saring hasil air rebusan tersebut
    5. Tunggu hingga dingin, maka siap untuk diminum

    Cara pemakaian:
    Diminum satu gelas sehari.

    1. Mengobati Sakit Pinggang
    Cara pengolahan :
    1. Iris tipis-tipis 1 rimpang temulawak dan 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari
    2. Masukkan irisan tersebut dengan 1 genggam daun kumis kucing ke dalam panci
    3. Rebus dengan 1 liter air hingga mendidih
    4. Saring hasil air rebusan tersebut
    5. Tunggu hingga dingin, maka siap untuk diminum

    Cara pemakaian:
    Diminum satu gelas sehari.

    1. Mengobati Sakit Kepala dan Masuk Angin
    Cara pengolahan :
    1. Iris tipis-tipis 10-15 rimpang temulawak.
    2. Keringkan hasil irisan temulawak tersebut
    3. Setelah kering, tumbuk halus menjadi temulawak hingga menjadi tepung.
    4. Rebus tepung temulawak tersebut dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas
    5. Saring hasil air rebusan tersebut
    6. Tunggu hingga dingin, maka siap untuk diminum

    Cara pemakaian :
    Diminum satu gelas sehari.

    1. Mengobati Sakit Perut dan Nyeri Saat Haid
    Cara pengolahan :
    1. Parut 1 rimpang temulawak
    2. Masukkan parutan tersebut dengan 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa, dan garam secukupnya ke dalam panci.
    3. Rebus dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
    4. Saring hasil air rebusan tersebut
    5. Tunggu hingga dingin, maka siap untuk diminum

    Cara pemakaian:
                      Diminum 2 kali sehari 1 gelas pada pagi dan sore.

    1. Menghilangkan Bau Amis Saat Haid
    Cara pengolahan :
    1. Iris tipis-tipis 1 rimpang temulawak dan keringkan dengan cara diangin-anginkan
    2. Masukkan irisan temulawak dalam waskom/ rantang/ panci dengan 5 buah mata asam, dan 1 potong gula kelapa.
    3. Tambahkan 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih 15 menit.
    4. Saring hasil dari air tersebut.

    Cara pemakaian :
    Diminum 3 kali sehari.

    1. Mengatasi Kesulitan Buang Air Besar
    Cara pengolahan :
    1. Iris tipis-tipis 1 rimpang temulawak dan keringkan dengan cara diangin-anginkan
    2. Tambahkan 3 buah mata asam dan 1 potong gula kelapa.
    3. Seduh dengan air panas secukupnya.
    4. Saring hasil dari air tersebut.

    Cara pemakaian :
                 Diminum biasa satu kali seduh sehari.

    1. Menyembuhkan bisul
    Cara pengolahan :
    1. Ambil temulawak secukupnya
    2. Temulawak yang sudah dicuci bersih, lalu dikupas.
    3. Rebus temulawak dengan 2 gelas air dan sedikit gula aren.
    4. Rebus hingga airnya tersisa setengah lalu angkat.
    5. Tambahkan seibu jari asam jawa.
    6. Tunggu agak dingin, kemudian disaring dan diminum sekaligus.
    Cara pemakaian :
    Diminum satu gelas sehari.

    1. Mengobati Sembelit
    Cara pengolahan :
    1. Tumbuk 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya hingga halus
    2. Kemudian seduh dengan air panas secukupnya
    3. Saring hasil dari air tersebut.

    Cara pemakaian :
                 Diminum biasa satu kali seduh sehari.

    1. Mengembalikan tubuh kembali bugar
    Cara pengolahan:
    1. Siapkan 50 gr rimpang temulawak bersihkan lalu parut sampai halus dan tambahkan air secukupnya.
    2. Rebus hingga mendidih

    Cara Pemakaian:
    Minum saat dingin, sebaiknya diminum 1 gelas/ hari dan bila perlu tambahkan gula batu ataupun madu untuk menambah rasa dan khasiatnya.

    1. Menghilankan/ mengurangi bau badan
    Cara Pengolahan:
    1. Siapkan temulawak secukupnya cuci bersih
    2. Parut temulawak
    3. Tambahkan 1 liter air dan rebus  hingga mendidih.

    Cara Pemakaian
    Biarkan dingin terlebih dahulu kemudian saring setelah itu baru diminum

    3.1 Manfaat Temulawak
    Temulawak dapat dimanfaatkan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap masakan dan minuman, serta pewarna alami untuk makanan dan kosmetika. Oleh karena itu, di dalam daftar tumbuhan obat Indonesia, temulawak termasuk tanaman yang prospektif untuk dikembangkan. Semua bagian tanaman temulawak dapat dimanfaatkan. Akan tetapi, bagian yang paling berharga dan dapat dimanfaatkan untuk beberapa macam keperluan adalah rimpangnya.

    Khasiat temulawak sebagai obat telah lama dikenal, baik di dalam negeri maupun diluar negeri, terutama di Jerman dan Belanda. Dalam farmakologi Indonesia, temulawak termasuk salah satu simplisia yang harus tersedia di apotek. Khasiat temulawak telah banyak diketahui berdasarkan pengalaman (empiris) dan hasil penelitian. Penelitian-penelitian tentang manfaat temulawak telah banyak dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

    Berdasarkan penelitian dan pengalaman, temulawak telah terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Misalnya, dapat digunakan untuk pengobatan hati (liver), baik pada hepatitis  maupun pada perlemakan hati. Sebagai obat gangguan hati, temulawak bekerja sebagai kolagoga, yakni meningkatkan produksi dan sekresi empedu, menurunkan kadar kolestrol hati, dan mengaktifkan enzim pemecah lemak di hati.  Dalam bentuk rebusan dan ekstrak, temulawak dipakai untuk pengobatan kolelitiasis, kolesistitis, dan kerusakan pada hati.

    Temulawak dapat digunakan sebagai obat anti- inflamsi atau antiradang. Melalui aktivitas anti – inflamsinya, temulawak efektif untuk mengobati penyakit radang sendi, rematik, atau arthritis  rematik. Melalui aktivitas hipokolesterolemiknya, temulawak dapat menurunkan kadar kolesterol total dan mempunyai indikasi meningkatkan kadar lipoprotein densitas tinggi (HDL) kolesterol. Temulawak juga mempunyai sifat fungistatik atau antijamur terhadap beberapa golongan dermatophyta. Selain bersifat fungistik, temulawak juga bersifat bakteriostatik atau antibakteria pada mikroba jenis staphylococcus dan salmonella.

    Jika ditelusuri lebih jauh, temulawak ternyata telah lama digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan, seperti menambah nafsu makan, menyembuhkan sakit maag, batuk, asma, sariawan, panas, malaria, ambeien, sembelit, dan diare. Di samping itu, juga dapat memperbanyak air susu ibi (ASI), mengobati gangguan saat nifas dan menstruasi, eksim, kencing nanah atau sifilis, kembung dan mulas, asam urat, sakit pinggang, pegel linu, hipertensi, kencing batu, membersihkan darah, kutu air, muntah-muntah, muntaber, serta mengatasi gangguan cacing pita. Pemakaian temulawak untuk pengobatan umumnya dilakukan dalam bentuk ramuan, baik tunggal maupun campuran.

    Sementara itu, dalam dunia kosmetika, temulawak, antara lain, digunakan sebagai anti jerawat. Temulawak mempunyai sifat astringen. Sifat ini menyebabkan terjadinya oedema pada muara folikel rambut atau poro-pori kulit sehingga secara tidak langsung akan mengurangi sekresi sel sebasea. Daya antiseptic ringan yang dimiliki temulawak dapat membantu membersihkan kulit dari bakteri – bakteri pathogen sehingga radang jerawat berangsur –angsur membaik, mongering, dan akhirnya sembuh. (Afifah, 2005).

    1. Temulawak Sebagai Obat Tradisional
    Keberadaan obat tradisional tentu bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Sebelum obat-obat kimia berkembang dengan baik dan diolah secara modern, nenek moyang kita banyak yang menggunakan obat-obatan alami, terutama dari tumbuh-tumbuhan. Kini, obat-obatan ini biasa disebut obat tradisional dan penggunaannya semakin marak, seiring dengan gencarnya publikasi obat-obatan tersebut. Beberapa kelompok masyarakat mulai tertarik dan percaya dengan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ini.

    Jauh sebelum diolah menjadi berbagai macam produk olahan, secara tradisional temulawak telah banyak digunakan oleh masyarakat perdesaan, khususnya di Jawa. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur temulawak biasanya digunakan untuk beberapa keperluan. Misalnya, untuk merangsang nafsu makan anak-anak dengan memberikan air parutan temulawak dan untuk lalapan dengan memakan rimpang temulawak muda atau kuncup bunganya. Di samping itu, temulawak juga digunakan untuk mengatasi kencing batu, sakit kuning, ambeien, dan diare. Tidak kalah populer, temulawak juga dijadikan minuman segar. Di Jawa Barat, meskipun tidak sepopuler di Jawa Tengah dan Jawa Timur, temulawak digunakan untuk memulihkan kesehatan setelah melahirkan. Ibu-ibu yang baru melahirkan diberi air seduhan temulawak untu diminum. Temulawak juga digunakan untuk mengatasi kencing batu, sakit kuning, perut kembung, maag, lever, dan pegal-pegal.

    Sebagai obat yang mempunyai banyak khasiat, temulawak banyak sekali ditemukan dalam resep-resep obat tradisional. Temulawak ditemukan dalam banyak ramuan jamu, baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan bahan jamu yang lain. Disebabkan begitu banyaknya resep yang menggunakan temulawak, wajar jika kebutuhan terhadap  temulawak terus meningkat. Peningkatan kebutuhan itu terlihat dari banyaknya pabrik jamu yang meningkatkan pembelian dan penanaman temulawak setiap tahun. Peningkatan kebutuhan ini ditunjukkkan oleh data yang menyebutkan bahwa pada tahun 1983, kebutuhan rimpang temulawak sebanyak 238.134 kg dan pada tahun 1984 sebanyak 275.288 kg. Kebutuhan rimpang dari tahun ke tahun terus meningkat, dan bahkan pada tahun 2002, pabrik-pabrik jamu membutuhkan sekitar 200 ton setiap bulannya.

    Tidak hanya di Jawa, di daerah lain temulawak juga telah lama digunakan untuk berbagai keperluan. Pemakaian temulawak di beberapa daerah di Indonesia oleh beragam etnis selengkapnya dapat dilihat dalam tabel.

    Tabel 3. Pemakaian temulawak oleh berbagai etnis di Indonesia
    No
    Nama Etnis
    Jenis Penggunaan
    1.
    Aceh
    Untuk membantu mengatasi kurang darah, penyakit malaria, dan memulihkan kesehatan setelah melahirkan.
    2.
    Melayu Tradisional (perbatasan antara Riau dan Jambi)
    Untuk membantu memulihkan kesehatan setelah melahirkan.
    3.
    Sakai (provinsi Riau)
    Untuk membantu mengatasi kurang nafsu makan
    4.
    Sunda (provinsi Jawa Barat)
    Untuk membantu mengatasi kencing batu, sakit kuning, perut kembung, mag, lever, pegal-pegal, dan memulihkan kesehatan setelah melahirkan
    5.
    Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
    Untuk membantu mengatasi kencing batu, sakit kuning, ambeien, diare, dan kurang nafsu makan.
    6.
    Madura
    Untuk membantu mengatasi sakit keputihan
    7.
    Bali
    Untuk membantu mengatasi sakit maag



    DAFTAR PUSTAKA

    Afifah, Efi. 2003. Sehat dengan Ramuan Tradisional: Khasiat dan Manfaat Temulawak. Jakarta: Agromedia Pustaka
    Afifah, Efi, dr, & Tim Lentera. 2004. Khasiat & Manfaat Temulawak. Jakarta: Agromedia Pustaka
    Afifah, Efi, dr. dan Tim Lentera. 2005. Khasiat dan Manfaat Temulawak: Rimpang Penyembuh Aneka Penyakit. Jakarta: Agro Media Pustaka.
    Afifah, Evi. 2004. Khasiat & Manfaat Temulawak : Rimpang Penyembuh Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka
    Camilleri, Michael. 2006. American Gastroenterological Association: Clinical Gastroenterology and Hepatology Vol 4 . USA : Elsevier, Inc
    Jobst, Kim. A. 2009. The Journal of Alternative and Complementary Medicine Vol. 15. USA: Mery Ann Liebert, Inc
    Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu- temuan dan Empon-empon: Budi Daya, Manfaat, dan Khasiatnya. Yogyakarta: Penerbit Kasinus
    Said, Ahmad. 2007. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Jakarta : Sinar Wadja Lestari


    Demikianlah Artikel Obat Herbal Tradisional: Temulawak

    Sekianlah artikel Obat Herbal Tradisional: Temulawak kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel Obat Herbal Tradisional: Temulawak dengan alamat link https://askep-nursing.blogspot.com/2017/01/obat-herbal-tradisional-temulawak.html

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar