Fluor Albus

Fluor Albus - Hallo sahabat askep, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Fluor Albus, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Fluor Albus
link : Fluor Albus

Baca juga


Fluor Albus



KONSEP DASAR TEORI FLUOR ALBUS

A.    PENGERTIAN
 Fluor albus (leukorea, keputihan) merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah. Keputihan bukan merupakan penyakit melainkan salah satu tanda dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita (Ramayanti, 2004).
Fluor albus adalah nama lain dari keputihan. Normalnya keputihan dialami sebelum atau sesudah menstruasi. Namun, banyak juga wanita yang megalami keputihan abnormal yaitu keputihan yang menimbulkan rasa tak nyaman pada vagina, rasa gatal dan bau tak sedap pada vagina (Dita, 2010).

B.     ETIOLOGI
Fluor albus fisiologik ditemukan pada :
a)            Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b)            Menjelang atau setelah haid.
c)            Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi pada senggama.
d)           Ovulasi, sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
e)            Kehamilan
f)             Stres, kelelahan
g)            Pemakaian Kontrasepsi Hormonal
h)            Pengeluaran sekret dari kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri.
Sedangkan fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh:
1)      Infeksi, meliputi :
a). Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal disekitar vulva/vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning – kuningan dengan bau yang khas. Keputihan jamur bisa diakibatkan oleh kehamilan, penggunaan pil KB, steroid, diabetes, obesitas, antibiotik, daya tahan tubuh rendah, dan lain sebagainya.
b). Bakteri
Biasanya, diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri – ciri cairannya encer dengan warna putih ke abu – abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, berganti – ganti pasangan, penggunaan alat KB spiral atau IUD, dan lain sebagainya.
c). Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit HIV/ AIDS, condyloma, herpes, dan lain – lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan, condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil.
d). Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks/ hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar – menukar peralatan mandi, pinjam – meminjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya (Dita, 2010).

2)      Zat atau benda yang bersifat iriatif, meliputi :
a.       spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks, dan spons;
b.      sabun cuci dan pelembut pakaian;
c.       deodoran
d.      zat didalam air mandi;
e.       pembilas vagina;
f.       pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori – pori, dan tidak menyerap keringat; serta
g.      tinja (El Manan, 2011).

C.     GEJALA DAN TANDA KLINIS
             Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina merupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus:
·         Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.
·         Sekret vagina yang bertambah banyak
·         Rasa panas saat kencing
·         Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
·         Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk


D.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.       Pemeriksaan Fisis dan Genital
b.      Pemeriksaan Laboratorium

E.      PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan keputihan dapat dilakukan dengan pemberian obat anti jamur untuk keputihan. Tindakan tanpa obat yang mendukung penyembuhan dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan sabun atau parfum vagina untuk mencegah iritasi, menjaga agar area bagian kewanitaan tetap bersih dan kering, serta menghindari penggunaan pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat. Meminum minuman yogurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus setiap hari juga dapat mengurangi kekambuhan.
           Obat – obat anti jamur (dalam nama generik) yang dapat digunakan untuk keputihan antara lain butoconazole, klotrimazol, mikonazol, tikonazol, ekonazol, fentikonazol, nystatin, terkonazol, ketokonasol, itrakonazol, dan flukonazol. Obat – obat tersebut dapat digunakan secara oral (diminum) maupun secara topikal (penggunaan langsung di daerah kewanitaan) (El Manan, 2011)




F.      CARA MENGATASI KEPUTIHAN 
Adapun cara – cara untuk mengatasi keputihan yaitu :
1)        Sebaiknya hindari penggunaan bedak atau parfum pada organ genital, walaupun bertujuan untuk mengharumkan dan membuat kering sepanjang hari
2)        Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
3)        Usahakan menggunakan celana dalam yang dapat menyerap keringat.
4)        Usahakan jangan menggunakan jeans atau pakaian yang mempunyai pori – pori sangat rapat.
5)        Ketika haid, sering – seringlah berganti pembalut (Erna, 2010).

G.    KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN FLUOR ALBUS
1.      PENGERTIAN KEHAMILAN TRIMESTER III
1)      Umur Kehamilan antara 28 – 42 minggu.          
(Kapita Selekta Kedokteran jilid I, hal 253)
2)      Umur Kehamilan dari bulan ke 7 – 9 bulan.
(Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, hal : 89)
3)      Merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode perhatian.
(Perawatan Ibu Hamil, hal : 73)

2.      FLUOR ALBUS PADA WANITA HAMIL
Wanita hamil sering mengalami keputihan. Perubahan hormonal yang terjadi pada wanita hamil tutut berperan disini. Kondisi vagina yang lembab, terlebih saat bulan-bulan terakhir menjelang persalinan, akan memperberay keputihan khususnya yang desebabkan oleh infeksi jamur.

3.      PENYEBAB FLUOR ALBUS PADA WANITA HAMIL
Umumnya penyebab keputihan tersering pada wanita hamil adalah infeksi jamur Candida sp. Wanita hamil dapat terkena keputihan sejak awal kehamilan hingga trimester akhir menjelang persalinan. Namun pada keputihan karena infeksi jamur, akan lebih berat terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan karena pada saat tersebut kelembaban vagina paling tinggi.

4.      BAHAYA KEPUTIHAN ABNORMAL AKIBAT INFEKSI SELAMA KEHAMILAN;.
·         Infeksichlamydia dapat menyebabkan terjadinya keguguran, pecah selaput ketuban dini/sebelum waktunya (persalinan prematur ). Infeksi ini bisa berakhir pada kematian pada ibu dan anak bila tidak ditangani dengan benar dan segera.
·         Infeksi virus herpes Simplex dapat menyebabkan radang pada otak bayi (ensepalitis).
·         Infeksi jamur candida dapat meningkatkan resiko terjadinya ayan (epilepsi)
·         Infeksi virus HPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada bayi yang meyebabkan gangguan pencernaan bayi hingga kematian
·         infeksi  bakteri Neisserea Gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada mata bayi hingga terjadi kebutaan

5.      PENGOBATAN FLUOR ALBUS PADA WANITA HAMIL
Pada keputihan yang dikategorikan normal tidak perlu ada terapi khusus yang penting adalah membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Umumnya cukup dengan sabun khusus vagina dan air bersih serta menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih setiap saat. Sedangkan pada keputihan yang tidak normal sesuai dengan penyebabnya, harus segera mendapatkan pengobatan medis. Demikian untuk keputihan yang terjadi pada masa kehamilan.
     Penanganan atau pengobatan untuk keputihan pada ibu hamil tergantung penyebab keputihan itu sendiri. Misalnya penyebab yang tersering yaitu infeksi jamur Candida sp, pengobatan yang paling aman pada wanita hamil adalah pengobatan lokal dengan krim atau sejenis kapsul yang dimasukkan ke dalam vagina.
TIPS ATASI KEPUTIHAN BAGI BUMIL:
1.      Selalu menjaga kebersihan daerah kemaluan dengan baik
2.      Bersihkan dan keringkan selalu kemaluan setiap habis buang air kecil dan besar
3.      Arah basuh dilakukan dari arah depan kebelakang. Sebab hal ini efektif untuk menanggulangi infeksi  dari mikroorganisme yang berasal dari dubur
4.      Bila celana basah dan lembab ( karena wanita hamil menjadi lebih sering buang air kecil) maka gantilah dengan celana yang bersih dan kering
5.      Pakailah celana dalam yang terbuat dari katun sehingga mudahmenyerap keringat.
6.      Tidak disarankan menggunakan pembersih vagina yang bersifat antiseptik, bersihkan vagina dengan air mengalir yang bersih tanpa perlu memasukan cairan pembersih vagina keliang vagina.
7.      Bila menemukan keputihan yang berbau, berwarna , dan gatal serat putih menggumpal, konsultasikan segera ke dokter terdekat atau spesialis kandungan sehingga dokterdapat menilai adanya kemungkinan infeksi dan dapat ditangani sedini mungkin.
8.      Khusus untuk keputihan akibat infeksi , maka pasangan seksual penderita pun harus diperiksa dan diobati , hal ini agar tidak terjadi fenomena pingpong yaitu penularan timbal balik suami isrtri. Dan diharapkan selama keputihan berlangsung, untuk tidak melakukan hubungan intim sementara waktu.




DAFTAR PUSTAKA

Ramayanti. Pola Mikroorganisme Fluor albus Patologis yang disebabkan oleh Infeksi pada Penderita Rawat Jalan di Klinik. 2004. Tesis/FK UNDIP;Semarang.
Andira, Dita. 2010. Seluk-Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:A*PLUS BOOKS.
El Manan. 2011. Miss V. Yogyakarta: Buku Biru
Atikah dan Erna. (2010). Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika



Demikianlah Artikel Fluor Albus

Sekianlah artikel Fluor Albus kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Fluor Albus dengan alamat link https://askep-nursing.blogspot.com/2015/11/fluor-albus.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar