Obat Farmakologi untuk Jantung

Obat Farmakologi untuk Jantung - Hallo sahabat askep, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Obat Farmakologi untuk Jantung, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Perawat, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Obat Farmakologi untuk Jantung
link : Obat Farmakologi untuk Jantung

Baca juga


Obat Farmakologi untuk Jantung

  1. Obat-Obatan untuk perwatan gangguan Jantung
Penanganan pada gangguann jantung umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu surgical dan non-surgical. Terapi non-surgical dapat berupa pemberian obat-obatan pada pasien. Karena sebagian besar penyakit jantung bersifat kronis, pemberian obat umumnya dala jangka yang panjang. Obat jantung dapat memberikan efek yang bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Obat-obat jantung dapat memberikan efek yang diinginka atau bahkan efek yang tidak diinginkan, oleh karena itu seorang dokter dapat mengganti obat yang digunakan atau hanya mengubah dosisnya supaya cocok untuk keadaan tertentu seorang klien. Jenis-jenis obat jantung diantaranya :

  1. Obat antianginal
Angina adalah rasa kurang nyaman di dada akibat suplai oksigen yang tidak adekuat ke otot jantung untuk memenuhi  kebutuhan oksigen jantung. Perawatan angina bertujuan untuk mengurangi kebutuhan oksigen otot-otot jantung maupun menambahkan aliran darah ke daerah arteri koronaria. Ada tiga kelas obat antianginal yang tersedia, yaitu nitrat, beta-blocker dan calcium channel blocker. 

  1. Nitrat
Nitrat merupakan obat vasodilator yang merileks (Gray, 2005)asikan dinding pembuluh darah. Nitrat menyebabkan terjadinya pelebaran arteri koroner sehingga blood flow yang menuju ke otot-otot jantung akan lancer dan kebutuhan oksigen akan terpenuhi. Nitrat yang sering dipakai adalah glyseryl trinitrate (GNT), issorbide dinitrate (ISDN), isorbide mononitrate (ISMN).

Contoh buatan komersil yaitu Nitrobid, Nitrobat, Nitroderm, Nitromark, Nitrodisc, Isordil, Sorbitrate, Isomark, Isoket, Ismo, cedocard, Vascardin, Imdur, Fasorbid, dll.

  1. Beta blocker
Beta blocker menghambat adrenalin pada ujung-ujung saraf yang mempengaruhi denyut jantung dan kekuatan kontraksi. Oleh aksi ini dikurangilah intensitas pekerjaan jantung dan kerena itu pula dapat mengurangi kebutuhan otot jantung akan oksigen. Beta blocker sangat cocok untuk dan efektif untuk mengurangi tekanan darah dan control aritmia jantung tertentu.

Contoh buatan komersial yaitu Sektral, Tenormin, Betablok, Visken, Inderal, Lopressor, Farnorrmin, ALpresor, Prestoral, Farmagard, Propadex, Propanolol, Cardiosel, dll.

  1. Calcium Channel Blocker
Obat macam ini meiliki fungsi untuk mengendurkan dinding arteri koroner sehingga kekejangan arteri koroner dapat dihindari. Obat ini bekerja langsung pada sel-sel otot jantung yang menyebabkan kemampuan kontraksi sedikit berkurang, sehingga kebutuhan oksigen miokardial dapat berkurang. Calcium channel blocker selain dapat dijadikan pilihan dalam pencegahan angina, tetapi juga efektif dalam aksi pelebaran pelebaran arteri sehingga dapat mengurangi hipertensi.
Contoh buatan komersial yaitu Herbesser, Adalat, Isoptin, Carpedin, Norvasc, Farmalat, Farmabes, Coronipin, Corpamil, Nifecard, Nifedin, Nifedipine, dll.

  1. Diuretik
Diuretic merupakan obat yang dapat meningkatkan ekskresi garam dan air melalui urine. Hal tersebut mengakibatkan jumlah cairan dalam sirkulasi berkurang sehingga tekanan darah juga kan turun. Diuretic sangat efektif digunakan dalam kasus gagal jantung.

Contoh buatan komersial yaitu Chlortide, Lasix, Burinex, Aldactron, Dyazide, Moduretic, Lasix, HCT, amiloride, Diamox, Furosetic, Furosemid, dll.

Namun obat diuretic dapat menambah kadar kalsium yang akan diekskresi oleh urine sehingga hipokalsemia dapat terjadi, kadar kalsium tubuh berkurang dan tidak adekuat. Tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan makan makanan yang kaya akan kalsium seperti tomat, pisang, jeruk dan sayuran atau dengan makan tambahan kalsium.

  1. Digitalis
Obat-obat digitalis dapat menambah kekuaan kontraksi otot jantung, sehingga dapat memperbaiki kekuatan jantung yang melemah. Obat-obat digitalis dapat memperlambat transmisi impuls elektris sehingga obat tersebut biasa digunakan sebagai antiaritmia. Obat digitalis sering dikombinasikan dengan obat-obatan diuretic untuk penanganan penyakit gagal jantung. Contoh obat digitalis adalah digoxin, Lanoxin, Fargoxin, dan Lanitop.

  1. Anti aritmia
Obat anti aritmia digunakan dalam perawatan dan pencegahan aritmia jantung. Beta blocker bekerja untuk menghambat aksi adrenalin terhadap reseptor beta (indera penerima rangsang) pada jantung.  Hal tersebut menyebabkan denyut jantung diperlambat. Terdapat aksi memperlambat transmisi impuls elektris melalui AV node sehingga kecepatan denyut ventrikal turun.

Contoh-contoh obat tersebut adalah Inderal, Lanoxin, Norpace, Pronesty, kinidin, Verapamil, Quinidine, Sotacor, Isoptine, dll.

  1. Anti Hipertensi
Obat anti aHipertensi merupakan obat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Obat anti hipertensi memiliki mekanisme kerja tertentu yaitu, bekerja secara sentral, vasodilator, dan penghambat ACE (Agentensin_Converting_Enzyme).

  1. Centrally Acting Drugs
Centrally acting drugs bekerja dengan menghambat transmisi impuls dala system saraf otonomik. Sehingga dapat menyebabkan pelebaran arteri sekeliling, sehingga menurunkan tekanan darah. Contoh buatan komersial adalah ALdomet, Catapres, ISmelin, dan Serpasil.

  1. Vasodilator
Vasodilator dapat menurunkan tekanan darah dengan merileksasikan otot arteri sekeliling, sehingga dapat melebarkan pembuluh darah, menghasilkan reduksi tahanan terhadap aliran darah sehingga tekanan darah turun. Contoh obat vasodilator adalah Hidralazin, Prazosin, Minoksidil, Diazoksid, dan Nitroprusid.

  1. Penghambat ACE
Penghambat ACE menyebabkan penurunan angiotensin II (angiotensin adalah zat yang terjadi secara alami yang menyebabkan naiknya tekanan darah melalui dua mekanisme yaitu konstriksi (penyempitan) arteri sekeliling dan retensi garam dan air), meningkatkan rennin. Obat tersebut juga mengintervensi pemecahan vasodilator bradikinin dan menurunkan ketokolamin dalam sirkulasi darah dalam sirkulasi darah, sehingga memberikan efek vasodilator tambahan. Efeknya yaitu menurunkan resitensi ginjal dan vaskuler, meningkatkan aliran darah ke ginjal dan menurunkan tekanan darah tanpa takikardia sehingga menurunkan kebutuhan oksigen miocardia.

Contoh obat penghambat ACE adalah Captopril, Cilazapril, Enalapril, Lisinopril,Perindopril, Quinapril, Ramipril, Trandonapril, Capoten, Renitec, Captensin, Teriatex, dll.

  1. Anti koagulan
Antikoagulan bekerja mencegah pembentukan gumpalan darah di dalam system sirkulasi, yaitu untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di dalam jantung dan pembuluh darah. Contoh buatan komersial ialah Warfarin, Sintrom, Heparin, dan Paraxiparin.

Aspirin tidak boleh dimasukkan bersama anticoagulant (kecuali atas saran dokter), karena dapat mengakibatkan meningkatnya kecenderungan akan pendarahan.

  1. Anti platelete
Platelete adalah sel-sel darah yang kecil sekali, yang mempunyai fungsi penting dalam mekanisme penggumpalan darah. Bila pembuluh darah cedera, platelete yang melekat pada dinding pembuluh membentuk gumpalan di tempat yang rusak. Gumpalan tersebut menambal dinding yang rusak dan mencegah pendarahan lebih lanjut. Akan tetapi, pada keadaan tertentu, pembentukan gumpalan darah bisa menyebabkan masalah serius. Sebagai contoh, pada pasien dengan penyakit. Sebagai contoh, pada pasien dengan penyakit koroner terdapat kecenderungan yang meningkat dalam pembentukan gumpalan darah di tempat plak, sehingga menimbulkan hambatan yang komplit dari arteri koroner dan mengakibatkan infarksi miokardial atau serangan jantung.

Obat antipelatelete mengurangi kelengketan platelete dan oleh sebab itu mengurangi kecenderungan untuk pembentukan gumpalan darah. Obat-obat antipelete dibuat untuk mengurangi risiko serangan jantung pada pasien yang menderita angina, pasien yang sudah terkenan serangan jantung, dan pasien yang telah menjalani operasi by pass, mengurangi risiko penutupan okulasi dan setelah angioplasty koroner untuk mengurangi risiko penggumpalan darah pada tempat yang dilebarkan.

Contoh-contoh buatan komersial ialah Aspirin, Solprim, Cardiprin, Persantin, Ticlid, Ascardia, Aspilet dan Farmasal.

  1. Obat Penghancur Gumpalan Darah (Trombolitik)
Obat penghancur gumpalan darah diberikan kepada penderita penyakit jantung dengan sumbatan total pada liang koroner. Streptokinase adalah jenis obat trombolitik yang sering digunakan.

Obat ini harus segera diberikan untuk mencegah pengerasan pada gumpalan yang telah terjadi. Obat ini tidak akan efektif digunakan apabila digunakan lebih dari 12 jam setelah permulaan serangan jantung. Obat ini memiliki efek samping berupa stroke pendarahan sehingga penggunaannya harus sangat hati-hati.

  1. Obat-obatan untuk memperbaiki kadar kolesterol dalam darah.
Pengelolaan lemak atau lipid secara klinis bertujuan untuk meminimalisir adanya kolesterol jahat atau LDL. Meskipun LDL menjadi sasaran utama dalam terapi ini, kadar HDL dan trigliserida juga harus diperhatikan untuk menentukan obat anti kolesterol yang tepat.

Terdapat banyak jenis obat atau kombinasi obat-obatan dan vitamin yang dapat dipakai untuk memperbaiki masalah lemak dan kolesterol dalam darah. Diantaranya yaitu :

  1. Statin
Statin dirancang untuk menahan enzim HMG CoA reductas yang mempunyai peran dalam produksi kolesterol. bila enzim tersebut dapat dihambat, maka liver tidak dapat membuatnya. Lever membutuhkan kolesterol dalam jumlah tertentu untuk membentuk membrane sel agar dapat berfungsi secara optimal. Karena sel lever tidak dapat memproduksi kolesterol, sel-sel tersebut mengambil kolesterol dari tempat lain, salah satunya yaitu kolesterol yang ada dalam darah dengan cara membuat reseptor untuk mengumpulkan LDL. Sehingga kadar HDL dalam darah berkurang oleh aktivitas sel-sel lever. Statin juga langsungdapat meningkatkan Osida Nitrit (NO) pada dinding pembuluh darah. Hal ini menyebabkan risiko inflamasi pembuluh darah. Statin juga memiliki peran sebagai penstabil plak dalam pembuluh darah mencegah agar tidak pecah, tetapi dalam jangka panjang statin akan mengurangi ukuran plak. Selain itu statin juga memiliki fungsi untuk memperbaiki fungsi endothelium. Dengan mengurangi kadar LDL dan memperbaiki fungsi endothelium berarti menyelamatkan jiwa, meningkatkan kesehatan dan fungsi biologis tubuh. Meskipun sangat efektif dalam mengurangi LDL , Statin kurag aktif dalam meningkatkan kadar HDL.

  1. Nicotinic Acid
Merupakan obat yang sering digunakan untuk menaikkan kadar HDL yang tadinya amat rendah. Karena memiliki banyak efek samping, penggunaan Nicotinic acid harus erhati-hati sesuai dengan petunjuk dokter. Obat ini bekerja di dalam lever untuk mempengaruhi produksi lemak. NA dirancang untuk menurunkan trigliserida, LDL, dan menaikkan HDL.

  1. Fibrates
Obat ini menurunkan lemak darah dan beberapa jenis dan golongan fibrates adalah gemfibrozil, Fenofibrate, dan Clofibrate. Penggunaannya berkhasiat untuk menurunkan trigliserida, sekaligus menaikkan HDL dan juga menurunkan LDL secara moderat.

  1. Resins
Resins atau obat bile acid sequestrans merupakan jenis obat yang bekerja di dalam usus, dimana dia mengikat asam empedu yang membawa kolesterol, sehingga menambah pembuangan kolesterol. Jadi obat ini mengurangi jumlah kolesterol yang menuju ke liver, dan membuat lebih  banyak LDL reseptor yang bertanggung jawab untuk menangkap LDL di dalam darah, sehingga kolesterol jahat di dalam darah berkurang. Contoh obat golongan Resins adalah Cholestupol, Cholesvelam, Cholestiramin.

  1. Inhibitor HMG-CoA Reduktase
Termasuk golongan ini adalah lovastin, Paravastatin, Simvastatin, Fluvastatin. Kerja obat ini adalah menghambat enzim HMG-CoA reduktase dalam sintesis kolesterol, dengan demikian akan meningkat penguraian kolesterol intrasel dan simpanan kolesterol di dalam sel akan berkurang. Namun penggunaan memiliki efek samping yang dapat menyebabkan gangguan otot atau miopati dan kelainan biokiawi fungsi hati. Penggunaan obat ini haruslah dengan anjuran dokter, obat ini tidak baik untuk ibu hamil dan anak-anak.

  1. Ezetimibe
Adalah golongan baru obat penurun lipid dan bekerja dengan cara menghambat absorbs kolesterol dalam usus. Ezetimibe bekerja pada kolesterol yang berasal dari makanan yang diserap sedikit, sehingga akan semakin sedikit kolesterol yang dapat mencapai hati. Karena ezetimebe bekerja dengan cara yang benar-benar berbeda dari statin sehingga kedua obat ini sering diberikan bersamaan untuk memberikan efek terapeutik yang optimal.

Sumber:
Gray, H. H. (2005). Lecture Notes Kardiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Morell, J. (2007). Simple Guide : Kolesterol. Jakarta: Penerbti Erlangga.
Soeharto, I. (2004). Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta: Gramedia.
Yahya, A. F. (2010). Menaklukkan Pembunuh No.1 : Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner secara Tepat dan Cepat. Bandung: Qanita.




Demikianlah Artikel Obat Farmakologi untuk Jantung

Sekianlah artikel Obat Farmakologi untuk Jantung kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Obat Farmakologi untuk Jantung dengan alamat link https://askep-nursing.blogspot.com/2014/06/obat-farmakologi-untuk-jantung.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar